Loading...
Selasa, 19 Maret 2013

PRIORITAS BERAMAL PADA ZAMAN FITNAH


PRIORITAS yang sangat dianjurkan ialah tetap bekerja pada saat
terjadinya fitnah, cobaan, dan ujian yang sedang menimpa umat.
Amal shaleh merupakan dalil kekuatan beragama seseorang, dan
keteguhannya dalam berkeyakinan dan memegang kebenaran.
Keperluan untuk melakukan amal shaleh pada masa seperti ini
lebih ditekankan daripada masa-masa yang lain. Dalam sebuah
hadits shahih disebutkan,

"Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang
lemah."(26)

Hadits ini lebih ditegaskan lagi oleh sabda Nabi saw,

"Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran di
depan penguasa yang zalim." (27)


Rasulullah saw juga bersabda,

"Penghulu para syahid ialah Hamzah bin Abd
al-Muttallib, dan orang yang menghadap kepada penguasa,
kemudian dia menyuruh dan melarangnya, lalu penguasa
itu membunuhnya." (28)


Oleh karena itulah, kelebihan dan keutamaan diberikan kepada
orang yang teguh dalam memegang agamanya pada masa-masa
terjadinya fitnah dan cobaan, sehingga ada beberapa hadits
yang mengatakan bahwa orang yang berpegang teguh kepada ajaran
agamanya pada hari-hari yang memerlukan kesabaran, maka dia
akan mendapatkan lima puluh pahala sahabatnya.

Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah meriwayatkan dalam Kitab
Sunan mereka.

Dari Abu Umayyah as-Sya'bani berkata, "Aku bertanya
kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu
Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ...
jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan
memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat
petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya...
(al-Ma'idah, 105)?, Abu Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah
engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang
pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah
bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau
Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah
kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran
yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang
diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya, 
   (29) maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan
tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di
belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran
untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang
menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal
kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala
lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti
itu.'" (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan Tirmidzi) dia
berkata, "Hadits ini hasan gharib." Abu Dawud dan
Tirmidzi menambahkan, "Dikatakan kepada Rasulullah,
'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada
kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima
puluh orang dari kalian.(30)

Apa yang dimaksudkan oleh hadits ini bukanlah orang-orang yang
terdahulu masuk Islam, yang terdiri atas para Muhajirin dan
Anshar, para pengikut Perang Badar, orang-orang yang ikut
serta dalam Bai'at Ridhwan, dan yang semisal dengan mereka,
karena tak seorangpun sesudah mereka yang bisa mencapai
derajat seperti mereka. Akan tetapi, sasaran hadits itu:
hendak memacu semangat orang-orang yang bekerja untuk Islam
pada hari di mana terjadi banyak sekali ujian (fitnah)
terhadapnya. Allah berjanji melalui lidah Rasulullah saw, Dia
akan memberikan pahala yang berlipat ganda, atau lima puluh
kali lipat pahala pada zaman kemenangan dan kejayaan.

Apa yang pernah diberitahukan oleh Rasulullah saw telah
menjadi kenyataan. Orang-orang yang bekerja untuk agamanya,
yang terus bersabar dalam pekerjaannya bagaikan orang yang
hendak mati. Mereka menghadapi serangan dari dalam dan juga
serangan dari luar. Semua kekuatan kafir bersatu padu
menyerang dan memperdaya dirinya, walaupun berbeda-beda
bentuknya, padahal Allah SWT sedang mengepung mereka dari
belakang. Allah akan memberikan bantuan kepada orang-orang
yang teguh dalam menghadapi tipu daya musuh yang hendak
menghancurkan Islam. Allah akan mempersempit ruang gerak
mereka, dan akan memporak-porandakan mereka, sehingga mereka
sama sekali tidak menemukan jalan ke luar.

Diriwayatkan dari Ma' qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulullah saw
bersabda,

"Ibadah yang dilakukan pada walau terjadinya fitnah
pembunuhan (al-haraj), adalah sama dengan hijrah
kepadaku.(31)


Al-Haraj pada hadits ini berarti perselisihan pendapat dan
fitnah. Ada pula yang menafsirkan dengan pembunuhan, karena
sesungguhnya fitnah dan perselisihan pendapat merupakan sebab
timbulnya pembunuhan tersebut.

Catatan kaki:

26 Diriwayatkan oleh Ahmad. Muslim, dan Ibn Majah dari Abu
Hurairah r.a. (Shahih al-Jami' as-Shaghir, 6650)

27 Diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Abu Sa'id; dan juga
diriwayatkan oleh Ahmad, Ibn Majah, Thabrani, dan Baihaqi
dalam as-Syu'ab dari Abu Umamah, Ahmad, Nasai, dan Baihaqi
dari Thariq bin Syihab, ibid. 1100.

28 Diriwayatkan oleh Hakmin dan Dhiya' dari Jabir, dan
di-hasan-kan olehnya dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3676

29 Ibn Majah menambahkan, "Dan engkau melihat suatu perkara
yang kamu tidak dapat disalahkan karenanya." Artinya, engkau
melihat kerusakan yang tiada tandingannya dan tidak ada
kemampuan bagimu untuk menyingkirkannya. Ini merupakan
tambahan yang sangat penting dalam hadits ini, yang
menunjukkan bahwa seorang manusia tidak boleh meninggalkan
amar ma'ruf dan nahi mungkar kecuali ketika dia merasa lemah,
karena untuk bisa mengubahnya dia memerlukan kekuatan dan
usaha yang lebih besar.

30 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam al-Malahim (4341) dan
Tirmidzi dalam al-Tafsir (3060) dan dia berkata: "Hadits ini
hasan gharib." Dan juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dalam
al-Fitan (4014)

31 Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Ibn Majah
(Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3974)
 
FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy
Robbani Press, Jakarta
Cetakan pertama, Rajab 1416H/Desember 1996M

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP